Senin, 20 Maret 2017

Sejarah Kisah Hidup Gajah Mada – Tokoh Kerajaan Majapahit

Sejarah Kisah Hidup Gajah Mada – Tokoh Kerajaan Majapahit

Sejarah Kisah Hidup Gajah Mada sebagai seorang sosok yang berpengaruh dimulai kira-kira tahun 1313, dan berdasarkan manuskrip, puisi, dan mitologi dari tanah Jawa, Gajah Mada merupakan seorang panglima perang yang sangat berpengaruh di kerajaan Majapahit pada zaman itu. Kejadian yang menjadikannya patih adalah ketika Sri Jayanagara memerintah. Dilanjutikan pada masa Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi, Gajah Mada menanjaki tangga jabatannya lagi dan diangkat menjadi Mahapatih. Kedudukan tertinggi yang pernah ia pegang adalah Amangkubumi yang setara dengan Perdana Mentri, dimana pada saat ia menjadi Amangkubumi inilah Majapahit ia hantarkan kepada puncak gunung emas kejayaan.

Sejarah Kisah Hidup Gajah Mada Yang Menginspirasi
Hampir tidak ada yang diketahui tentang sejarah kisah hidup Gajah Mada kecil, selain beberapa tulisan yang menceritakan bahwa ia merupakan anak dari kalangan rakyat jelata. Namun ada beberapa catatan mengenai awal karirnya sebagai Begelen, kepala Bhayangkara yang merupakan tentara elit bertugas untuk menjaga raja-raja serta keluarga dari para raja Majapahit. Suatu ketika, Rakrian Kuti yang merupakan salah satu elit Majapahit merencanakan sebuah pemberontakan terhadap raja Majapahit di tahun 1321, Jayanegara. Hal ini menyebabkan Gajah Mada dan mahapatih masa itu yang bernama Arya Tadah membantu sang Raja bersama keluarganya untuk kabur menuju ibukota Trowulan. Beberapa saat setelah kejadian itu, Gajah Mada kembali ke kerajaan dan membantu mengakhiri pemberontakan oleh Ra Kuti sehingga ia mendapatkan gelar Patih.
Ada beberapa sumber yang menceritakan masa akhir pemerintahan Jayanegara sebelum akhirnya digantikan oleh Tribhuwana. Satu versi mengatakan bahwa Jayanegara dibunuh oleh Rakrian Tanca yang pada masa itu menjabat menjadi tabib kerajaan yang merupakan antek dari Rakrian Kuti. Versi lainnya yang tertulis dalam Negarakertagama dan dipastikan kebenarannya lewat beberapa prasasti yang ada pada abad ke-13 dan awal abad ke-14, menyatakan yang membunuh Jayanegara adalah Gajah Mada dan hal itu terjadi pada tahun 1328. Dalam tulisan di prasasti dan Negarakertagama, diceritakan bahwa Jayanegara amat berlebihan dalam hal proteksi terhadap dua adiknya yang lahir dari ratu termuda Kertarajasa yaitu Dyah Dewi Gayatri. Komplain yang datang dari kedua putri muda ini menuntun kepada intervensi Gajah Mada dimana ia mengambil solusi yang drastis, yaitu memerintahkan seorang ahli bedah untuk membunuh sang raja sambil berpura-pura sedang melakukan operasi penting.


Sejarah kisah hidup Gajah Mada sebagai Mahapatih dimulai pada masa pemerintahan Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi. Tepatnya tahun 1329, Arya Tadah yang masih duduk di posisi Mahapatih menyatakan bahwa ia ingin mengundurkan diri, dan menunjuk Gajah Mada sebagai penerusnya. Hal ini tidak langsung disetujui oleh Gajah Mada sendiri, karena ia berpikir bahwa jasanya kepada Majapahit belum cukup, dan demi hal itu ia berjanji untuk menghentikan terlebih dahulu pemberontakan yang sedang terjadi yang didalangi oleh Keta dan Sadeng. Benar saja, tak butuh waktu lama, Keta dan Sadeng langsung tunduk, membuat Gajah Mada akhirnya diangkat sebagai Mahapatih secara resmi oleh Tribhuwana pada tahun 1334.
Mungkin salah satu hal yang paling bisa diingat tentang Gajah Mada dan Majapahit adalah sumpah yang disuarakan olehnya yaitu sumpah Palapa. Sumpah ini disuarakan oleh Gajah Mada pada saat ia diangkat menjadi Amangkubumi di tahun 1336. Isi dari sumpah tersebut adalah bagaimana Gajah Mada tidak akan mengecap “rempah” sebelum Nusantara berhasil ditundukkan. Sumpah ini memiliki banyak makna, dan arti sesungguhnya hanya Gajah Mada yang tahu. Beberapa orang menganggap bahwa Gajah Mada tidak akan memperbolehkan makanannya diberikan rempah apapun (pala apa = rempah apapun). Beberapa orang lain juga menganggap sumpah ini berarti Gajah Mada tidak akan mencicipi kenikmatan dunia berbentuk apapun sebelum ia berhasil menaklukkan seluruh daerah di kepulauan yang kelak menjadi Indonesia tersebut.
Perjalanan hidup Gajah Mada mencapai puncaknya ketika ia berhasil memenuhi sumpah Palapa yang bahkan diragukan oleh teman-teman dekat dari Gajah Mada sendiri. Meski begitu, ia berhasil menepis ketidak percayaan orang-orang yang menganggapnya terlalu ambisius dengan pertama menaklukkan Bedahlu di Bali dan Lombok pada tahun 1343. Setelah mengurus kedua area baru itu, ia mengirim pasukan laut ke arah barat untuk menyerang sisa-sisa Kerajaan Maritim Sriwijaya yang ada di Palembang. Ia juga menempatkan Adityawarman yang saat itu merupakan pangeran dari Majapahit untuk menjadi pemimpin daerah jajahan di Minangkabau, Sumatra Barat. Penundukkan yang ia lakukan berlanjut hingga kesultanan pertama di Asia Tenggara, yaitu Samudra Pasai.ajah Mada juga berhasil menundukkan Bintan, Tumasik (Singapura), Melayu, dan Kalimantan. Ketika Tribhuwana mengundurkan diri sebagai ratu, anaknya yang bernama Hayam Wuruk naik tahta menjadi raja, dan Gajah Mada tetap ditunjuk sebagai Amangkubumi. Di bawah pemerintahan raja yang baru, Gajah Mada berhasil menundukkan Logajah, Seram, Gurun, Sasak, Buton, Hutankadali, Banggai, Kunir, Salayar, Galiyan, Solor, Bima, Banda, Sumba, Dompo, Ambon, dan Timur. Dengan begini, ia juga berhasil mencapai janjinya dan membentuk purwarupa daerah Indonesia modern ditambah dengan Temasek (sekarang Singapura), Malaysia, Brunei, Timor Timur, dan Filipina bagian selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar